Laman

Rabu, 17 Februari 2021

7 Kesalahan Emak Preneur Dalam Berbisnis

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Ini adalah hasil resume kulwa di grup Pasukan 10 juta yang disampaikan oleh Mak Rani Zahrah Khaerani. Beliau berdomisili di Cilawu - Garut Jawa Barat.

Here you are :

Mak Rani sangat sepakat, bahwa orang yang cerdas adalah orang yang mau belajar dari kesalahan orang lain. Jadi, kita nggak perlu mengalaminya lagi yaa kan? Cukup orang lain yang mengalaminya dan kita jadikan pelajaran untuk diri sendiri.

Yang namanya bisnis, pasti ada pasang surut, ada kesalahan yang sering kali terjadi pada kita. Nah, disini kan banyak yang baru juga yaa... Kita pelajari 7 Kesalahan yang sering dilakukan oleh emak2 seperti kita yang membuat gagal jago jualan.

Pertama : gue sibuk, apalagi belajar begituan!

Kita sering berdo'a meminta pada Allah omset naik. Giliran dikasih konsumen banyak dan ada beberapa yang cerewet, para emak ngedumel.

Omset naik artinya orderan makin banyak, maka kerepotan bertambah, ehhh si emak ngeluh.

Terjadi kewalahan dalam sistem order, yangengakibatkan antrian chat yang panjang. Lalu, gak sanggup nahan kritikan konsumen, emak sakit hati.

Duuuhhh #jlebbb banget gak sih mak? πŸ™ˆπŸ™ˆπŸ™ˆ

Lah, kita kan berdo'a minta omset naik. Sekarang sudah dikasih, kok malah banyak bapernya. Omset naik ya memanh seperti itu prosesnya. Kalau nggak sanggup, artinya kita belum pantas πŸ™ˆπŸ™ˆ

Pengennya omset nain langsung 200%. Tapi ngurus yang sekarang aja sudah ngerasa beraat banget. Lalu, saat do'a kita dikabulkan oleh Allah yakin kita bisa mengurusnya?

Kenapa bisa seperti itu? Nggak lain karena kita malas belajar. Bisnis bukan lah hal main-main. Kalau kita prosesnya main-main, maka hasilnya pun akan main-main pula. Nah, kalau emak do'anya omset naik 200% maka kita mulai dibarengi dengan belajar. Kita memantaskan diri kita, supaya ketika Allah mengabulkan do'a kita kita sudah siapp menerima semuanya dan sudah tau apa yang harus kita lakukan.

Saya yakin semua yang ada disini sedang berusaha untuk memantaskan diri dan bertahan dengan semua proses dariNya ❤️❤️❤️

Betul kan makEmak solihah?

Kedua : Malas ngiklan

MakEmak Sholihah, sekarang sudah banyak media sosial ya g multi fungsi. Sekali posting di IG bisa langsung terhubung ke FB, sekali pasang status WA bisa juga terhubung ke FB. Aplikasi edit foto pun sudah buanyaaak yang lebih gampang.

Apalagi kita untuk materi promo sudah disiapkan sama teteh admin. Lantas, masihkah malas ngiklan? πŸ™ŠπŸ™ŠπŸ™Š

Terkadang, produk kita tidak ada yang beli bukan karena produknya yang tidak bagus, tetapi karena kita malas SKSD sama orang. Malas nyapa orang, malas ngiklan. 

Makemak sholihah, bagaimana mau banyak orang yang mampir di status kita, sedangkan kitanya saja jarang nyapa orang lain. Kita SKSD saja, Sok Kenal Sok Dekat. Cuek dan dekati dengan cara yang elegant.

"teh Rani, saya malu buat nyapa orang".

Et dah, di dunia maya saja sudah malu, apalagi di dunia nyata πŸ™ŠπŸ™ŠπŸ™Š

Anggap saja ngobrol sama tembok. Nah, tembok kan diem ngomong dech 😁😁

MakEmak Solihah, kalau ingin berjualan, kita harus berani menembus mental blok karena malu atau nggak percaya dirinya. Kalau nggak, nanti jualan kita gak ada yg lirik. So, mulai sekarang kita belajar SKSD yukk πŸ˜‡

Kuncinya adalah niatkan untuk sillaturrahim. Jadi nggak modus dan memang beneran mau silaturrahim. Karena Sillaturrahim bisa mendatangkan Rezeki. Nah, kita niatkan mau menolong orang tersebut, baru dech kita bisa menawarkan. Jadi, jualan itu adalah proses memberikan pertolongan  yang orang lain butuhkan.

Mereka tidak tahu kita jual produk tersebut, makanya jangan bosen buat ngiklan, jangan cape promi, jangan sungkan nawarin. Siaaappp?

Ketiga : berada di Sangkar emas

Mak, pernah kah merasakan Down?

Kita, emak rempong yang berhati melow, kalau lagi down pengennya nangis dipojokan huhuhu... Down boleh ya mak, tapi jangan kelamaan downnya, kita harus segera move on, ingat2 lagi BIG WHY kita, maka dengan begitu kita pasti akan cepat move on.

Yuk keluar dari sangkar emas, kita pergi keluar, cari pencerahan, inspirasi dan suntikan semangat ✊✊πŸ˜‡πŸ˜‡

Keempat : gak Izin dan gak sehati dengan suami.

Usaha maksimal udah, materi yang dikasih dibuku juga sudah dilahap dan diaplikasika  dengan baik. Tapi kenapa hasilnya masih enggak jelas ya? Kalau sudah seperti ini bisa jadi masalahnya disini mak. Ijin suami. πŸ₯ΊπŸ₯Ί

Izin suami ini wajib dan penting mak. Karena Ridho Allah ada pada Ridho suami. Berkahnya bisnis kita salah satunya berasal dari ijin suami. Suami yang keren biasanya akan mengijinkan istrinya untuk produktif, asal nggak mengganggu urusan rumah tangga.

Hati-hati dengan urusan yang satu ini mak. Karena ini urusannya sama akhirat, ini juga yang bisa menjadi penyebab bisnis yang kita bangun berkah atau tidak sama sekali.

Jika belum ngijinin, kita cari waktu yang sekiranya suami bisa diajak ngobrol dari hati ke hati ☺️

Gimana, udah dapat izin suami belum untuk berbisnis?  Kalau belum, yukk minta izin ke suami ❤️

Kelima : Emak-emak Moody πŸ‘©πŸ‘©‍πŸ¦°πŸ‘©‍πŸ¦±πŸ‘©‍🦳

Mak, pernah kah ngerasain naik turunnya mood kita?

Menjaga mood tetap baik itu butuh perjuangan ya. Kalau kita sudah mumet sama pekerjaan, dapat customer bawel, komplainnya ada lagi, ada lagi dan galaknya minta ampun.

Kalau ada yg rewel gegara salah alamat atau input data, bersabarlah mungkin Beginilah cara Allah mendidik kita. Ujian demi ujian diberikan, bukan untuk menganiayan diri kita, tapi agar kita lebih *Pintar, kuat, Hebat!* Sesungguhnya kemenangan itu hanya untuk mereka yang tangguh.

Keenam : Seringkali para emak lebih besar energi negatif.

Ini kebiasaan emak-emak. Nggosip! Hehehe... yang namanya Emak-emak itu doyan ngegosip. Padahal kita tahu agama melarangnya, bahkan dibilang gosip itu seperti makan bangkai saudaranya. Naudzubillah...

Emosi yang kita keluarkan dari dalam diri, juga merupakan ENERGI. Bisa berupa energi positif (hal baik, optimis, kebahagiaan, dll) ataupun energi negatif (kebencian, keluh kesah, pesimis, gosip, dll).

Saat kita melayani konsumen via online, energi pun terbentuk. Ternyata energi tersebut tidak hilang (karena ada hukum kekekalan energi) energi hanya berubah bentuk dan energi tersebut akan kembali kepada kita.

Maka, berhati-hatilah saat mengeluarkan energi. Ketika energi negatif yang emak keluarkan, maka energi tersebut berubah dalam bentuk yang lain (tetap negatif) lalu kembali kepada kita πŸ™ˆ

Saya pernah mengobrol dengan seorang psikolog, beliau mengatakan ketika kita melayani customer hendaknya kita melayani dengan memberikan senyuman, berbahagialah (seberapapu  cerewetnya customer kita), optimis, bersyukur, pancarkan energi positif. Karena energi tersebut akan kembali kepada kita dalam bentuk yang tetap yaitu energi positif.

Ketujuh : Sering terpengaruh oleh omongan orang lain

Pernah dengar omongan seperti ini gak mak?

⛔️ Mohon maaf kamu tidak akan bisa sukses karena kamu bukan keturunan orang sukses
⛔️ Kamu tih urat miskin, nggak usah pakai mimpi kaya
⛔️ Perempuan tugasnya kasur, sumur, dan dapur saja
⛔️ Ga usah kepengen bisnis, nggak akan bisa

Gimana perasaan emak jika ada yg berkata seperti itu?

Yah, namanya emak-emak sis emosinya memang lebih dominan. Jadi ketika ada yang bilangin seperti tadi langsung kepikiran "Bener ga ya aku bisa sukses?"

Lebih menyedihkan lagi justru orang-orang terdekat kita yang nggak percaya kepada kita. Bisa keluarga, saudara, atau yang lainnya. Yah biarkanlah jangan baper a.k.a bawa perasaan. Coba emak renungkan kata-kata berikut

"karema untuk sukses nggak butuh bakat dan keturunan. Banyak orang kaya terlahir dari mimpi seorang anak miskin. Ada wanita sukses yang mampu adil mengurua bisnis dan keluarganya. Lemah secara akademis, biarin saja. Yang penting kuat mental bisnis, punya jiwa pejuang, itu yanh dibutuhkan untuk membangun usaha.

Tak usah kelamaan mikir pendapat orang lain terhadap kita. Karena yang memberi rezeki bukanlah mereka, tetapi Allah, benarkan?

Jadikan cemoohan mereka adalah "pupuk" untuk menyuburkan gelora semangatmu... *eaaaa fokus saja BELAJAR, PRAKTEK, BELAJAR, PRAKTEK.  Maka Hasil tak akan mengkhianati usaha ❤️❤️

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar